Pengukuran Prevalensi Nyeri Punggung Bawah pada Bidan Akibat Aktivitas Kerja

Kota Yogyakarta dan Kab Bantul, Maret – Juni 2025 – Dalam beberapa tahun terakhir, masalah gangguan otot rangka (Gotrak) telah mendapatkan perhatian signifikan, terutama di kalangan profesional kesehatan. Sebuah studi terbaru yang dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul dari Maret hingga Juni 2025 bertujuan untuk mengukur prevalensi nyeri punggung bawah (Low Back Pain) pada bidan akibat aktivitas kerja mereka. Penelitian ini sangat penting karena sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 3, yang menekankan perlunya kesehatan dan kesejahteraan yang baik.

Gangguan otot rangka adalah kondisi yang mempengaruhi otot, rangka, dan sendi. Menurut studi beban penyakit global pada tahun 2016, Gotrak menduduki peringkat kedua sebagai penyebab utama disabilitas di seluruh dunia, dengan sekitar 20 hingga 33 persen populasi global mengalami masalah ini. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa antara 44% hingga 83% perawat klinik di Afrika mengalami nyeri punggung bawah kronis, prevalensinya jauh lebih tinggi dibandingkan pekerja di perkantoran yang hanya sekitar 18%.

Meskipun faktor-faktor predisposisi Gotrak telah dieksplorasi secara luas di kalangan petugas kesehatan, literatur yang spesifik mengenai Gotrak terkait pekerjaan pada bidan masih sangat terbatas. Bidan merupakan kelompok pekerjaan yang sangat penting dalam sistem pelayanan kesehatan, berkontribusi besar dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Namun, mereka sering kali terpapar stres fisik dan psikologis yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk nyeri punggung bawah.

Sifat pekerjaan bidan sering kali mengharuskan mereka untuk mempertahankan postur tubuh yang tidak nyaman dalam waktu lama, yang meningkatkan risiko mengalami gangguan otot rangka. Oleh karena itu, pengukuran prevalensi Gotrak, khususnya nyeri punggung bawah, pada bidan di Puskesmas sangat penting. Penelitian ini menggunakan kuesioner Nordic Body Map untuk menilai prevalensi nyeri punggung bawah di kalangan bidan.

Hasil awal dari penelitian yang melibatkan 90 bidan yang bekerja di Puskesmas wilayah Yogyakarta menunjukkan bahwa 63% peserta melaporkan mengalami nyeri punggung bawah. Selain itu, di antara responden yang mengisi kuesioner, sebanyak 84% menyatakan bahwa mereka telah mengalami nyeri punggung bawah sejak menjadi bidan. Temuan ini menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi bagian tubuh mana yang terkena dampak Gotrak pada bidan akibat aktivitas kerja mereka serta dampak yang ditimbulkan terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Implikasi dari temuan ini sangat signifikan, tidak hanya bagi para bidan itu sendiri tetapi juga bagi sistem kesehatan secara keseluruhan. Mengatasi masalah nyeri punggung bawah di kalangan bidan sangat penting untuk memastikan kesejahteraan mereka, yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas perawatan yang mereka berikan kepada ibu dan bayi. Penelitian ini menekankan pentingnya penerapan langkah-langkah pencegahan dan intervensi ergonomis di tempat kerja untuk mengurangi risiko pengembangan gangguan otot rangka.

Sebagai kesimpulan, pengukuran prevalensi nyeri punggung bawah di kalangan bidan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul adalah langkah penting untuk memahami dampak aktivitas kerja terhadap kesehatan mereka. Seiring dengan evolusi sistem kesehatan, sangat penting untuk memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan tenaga kesehatan, khususnya bidan, untuk mencapai SDGs yang terkait dengan kesehatan dan kesejahteraan.

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*