Petugas Surveilans Gunungkidul Hasilkan Dashboard Kesehatan Interaktif Usai Pelatihan Bersama Dosen Sekolah Vokasi UGM

Gunungkidul, 2025 — Para petugas surveilans kesehatan di Kabupaten Gunungkidul kini semakin siap menghadapi era digital. Setelah mengikuti Pelatihan Pembuatan Dashboard Eksekutif Berbasis Google Looker Studio yang difasilitasi oleh dosen Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), mereka berhasil menciptakan dashboard kesehatan interaktif yang menampilkan data secara visual, informatif, dan real-time.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul ini diikuti oleh 29 peserta, yang terdiri atas petugas surveilans dari 30 puskesmas serta perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul. Pelatihan dipimpin oleh Dr. Marko Ferdian Salim, S.K.M., M.P.H. selaku Ketua Tim Pelaksana, bersama Dian Budi Santoso, S.K.M., M.P.H. dan Dr.techn. Annisa Maulida Ningtyas, S.Kom., M.Eng., yang berpengalaman dalam bidang manajemen informasi dan transformasi digital kesehatan.

Melalui pendekatan hands-on learning, peserta tidak hanya menerima materi konseptual, tetapi juga mempraktikkan langsung proses pembuatan dashboard. Mulai dari mengimpor data, membuat visualisasi, hingga menyusun laporan eksekutif, seluruh tahapan dipandu oleh tim dosen dan instruktur pendamping. “Peserta menunjukkan semangat yang luar biasa. Banyak di antara mereka yang melanjutkan eksplorasi mandiri untuk menambahkan indikator dan fitur interaktif pada dashboard masing-masing,” ujar Dr. Marko Ferdian Salim.

Pelatihan ini berhasil menghasilkan berbagai dashboard tematik, seperti pemantauan kasus penyakit menular, pelaporan imunisasi, hingga analisis kunjungan pasien di puskesmas. Dashboard yang dihasilkan memudahkan petugas dalam menyajikan data kesehatan secara cepat dan menarik, sehingga pimpinan puskesmas maupun dinas dapat melakukan evaluasi dan pengambilan keputusan dengan lebih efisien.

Salah satu peserta pelatihan mengungkapkan bahwa kehadiran dashboard digital ini benar-benar membantu tugas sehari-hari. “Sekarang kami bisa memantau tren penyakit mingguan dan capaian program hanya dengan satu klik. Visualisasinya mudah dipahami dan sangat membantu dalam rapat evaluasi,” ungkap seorang petugas surveilans dari Puskesmas Wonosari.

Berdasarkan hasil evaluasi, pelatihan ini terbukti memberikan dampak nyata terhadap peningkatan kemampuan peserta. Histogram nilai pre-test menunjukkan bahwa sebagian besar peserta memiliki nilai awal pada rentang 60–75, menandakan variasi pemahaman dasar tentang dashboard masih cukup lebar. Namun setelah pelatihan, histogram nilai post-test bergeser ke rentang 80–95, menggambarkan peningkatan kemampuan yang signifikan di seluruh peserta. Perbandingan melalui boxplot nilai pre-test dan post-test juga memperlihatkan kenaikan median nilai serta penyempitan sebaran nilai peserta. Hal ini menandakan peningkatan kompetensi yang lebih merata setelah pelatihan berlangsung.

Selain itu, scatter plot hubungan nilai pre dan post-test memperlihatkan sebagian besar titik berada di atas garis diagonal, menunjukkan bahwa hampir semua peserta memperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan sebelum pelatihan. Secara keseluruhan, nilai rata-rata peserta meningkat dari 68,6 menjadi 84,1 poin, dengan rata-rata kenaikan 15,5 poin. Hasil ini mengonfirmasi bahwa pelatihan tidak hanya memperluas pengetahuan peserta, tetapi juga memperkuat kemampuan mereka dalam menerapkan prinsip desain dan analisis dashboard kesehatan digital. “Yang paling membanggakan dari pelatihan ini adalah kemandirian peserta. Mereka tidak hanya belajar menggunakan alat, tapi juga mampu berinovasi sesuai kebutuhan program di wilayah masing-masing,” jelas Dr. Marko Ferdian Salim.

Ke depan, tim dosen Sekolah Vokasi UGM bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul berencana mengembangkan pendampingan lanjutan dan standardisasi dashboard antar-puskesmas, agar sistem pelaporan dan analisis data kesehatan dapat berjalan lebih terintegrasi dan konsisten di tingkat daerah. Lebih dari sekadar kegiatan pelatihan, inisiatif ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya:

  1. SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, melalui peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam memantau dan menganalisis data kesehatan masyarakat secara efektif, serta
  2. SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dengan mendorong pemanfaatan teknologi digital dalam membangun sistem informasi kesehatan yang inovatif dan berkelanjutan.

Melalui kegiatan ini, dosen Sekolah Vokasi UGM bersama tenaga kesehatan daerah berkontribusi nyata dalam membangun ekosistem pelayanan kesehatan yang lebih cerdas, cepat, dan berbasis data, sejalan dengan semangat SDGs untuk mencapai masyarakat yang lebih sehat dan berdaya.

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*