Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan Sistem Informasi Audit Informasi Klinis untuk meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa dan dosen di bidang manajemen informasi kesehatan. Inovasi ini bertujuan untuk menjamin mutu layanan kesehatan dengan memastikan akurasi diagnosis dan pengkodean, sehingga dapat mencegah kesalahan dalam pelaporan di institusi kesehatan.
Sebuah penelitian oleh Annisa (2020) di Puskesmas Yogyakarta mengungkapkan ketidaktepatan dalam pemilihan diagnosis dan pengkodean. Dari 30 sampel yang dianalisis di 18 Puskesmas, ditemukan bahwa 74% diagnosis utama dipilih dengan benar menggunakan aturan MB 2, sementara hanya 52% kode diagnosis utama yang akurat berdasarkan aturan MB 5. Temuan ini menunjukkan perlunya sistem audit yang lebih baik untuk meningkatkan akurasi diagnosis dan pengkodean.
Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Oktober 2024 dengan menggunakan metode prototyping untuk merancang dan mengembangkan Sistem Informasi Audit Informasi Klinis. Penelitian melibatkan dosen dan mahasiswa Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan Sekolah Vokasi UGM. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, Focus Group Discussion (FGD), observasi, dan studi dokumentasi. Sistem ini dirancang berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengguna untuk mendukung proses pembelajaran audit informasi klinis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem ini memberikan dampak positif pada pembelajaran:
- 71% responden menyatakan bahwa mata kuliah Audit Informasi Klinis sangat bermanfaat untuk memahami akurasi pengkodean diagnosis dan prosedur.
- 64% responden setuju bahwa pembelajaran ini mempersiapkan mereka untuk menghindari kesalahan pengkodean yang dapat merugikan institusi kesehatan.
- 50% responden sangat setuju bahwa aplikasi pendukung pembelajaran audit informasi klinis meningkatkan pemahaman mereka.
- 57% responden menunjukkan minat untuk menggunakan aplikasi ini dalam proses pembelajaran.
Sistem Informasi Audit Informasi Klinis ini menjadi langkah penting dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan nyata di dunia kerja, khususnya dalam menjamin akurasi pengkodean yang krusial bagi institusi kesehatan. Peneliti juga merekomendasikan pengembangan lebih lanjut dengan menambahkan fitur terkait variabel diagnosis, obat-obatan, dan pemeriksaan penunjang.
Inovasi ini mencerminkan komitmen Sekolah Vokasi UGM untuk meningkatkan mutu pendidikan di bidang kesehatan sekaligus berkontribusi dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Langkah ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya pada SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, yang bertujuan memastikan akses layanan kesehatan berkualitas untuk semua.