Pentingnya Portofolio Elektronik sebagai Penunjang Pembelajaran Klinis

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari banyak aspek kehidupan, termasuk dalam sektor pendidikan. Dalam konteks pendidikan klinis, penggunaan portofolio elektronik telah menunjukkan banyak keunggulan dibandingkan metode tradisional. Portofolio elektronik, atau e-portfolio, adalah kumpulan dari data elektronik yang mencakup berbagai dokumen, gambar, dan multimedia yang dikumpulkan oleh seorang pelajar atau profesional untuk menunjukkan kemajuan dan prestasi belajarnya. Salah satu peneliti di Departemen Layanan dan Informasi Kesehatan, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, telah menginisiasi pengembangan portofolio elektronik untuk menunjang kegiatan pembelajaran pada Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada.

Penggunaan e-portfolio dalam pendidikan klinis memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk merefleksikan pengalaman belajar mereka secara lebih mendalam. Ini adalah alat yang sangat efektif untuk mengasah keterampilan kritis dan reflektif yang sangat penting dalam praktik klinis. Mahasiswa dapat menyimpan dan mengatur semua dokumen dan catatan klinis yang relevan dalam satu tempat yang mudah diakses, yang mempermudah proses pembelajaran dan evaluasi diri.

Selain itu, e-portfolio juga memfasilitasi pembimbing klinis dan pengajar dalam memantau dan menilai kemajuan pembelajaran mahasiswa secara lebih efisien dan efektif. Dengan akses ke portofolio elektronik, pembimbing dapat memberikan umpan balik yang konstruktif secara real-time, yang dapat segera diterapkan oleh mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.

Dalam konteks Sustainable Development Goals (SDGs), implementasi e-portfolio dalam pendidikan klinis mendukung tujuan keempat yang adalah pendidikan berkualitas. Penggunaan teknologi ini meningkatkan kualitas pembelajaran dengan membuatnya lebih interaktif, terintegrasi, dan mudah diakses bagi semua orang.

Namun, penggunaan e-portfolio juga memerlukan infrastruktur teknologi yang memadai dan akses internet yang stabil, yang masih menjadi tantangan di beberapa wilayah. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga pendidikan perlu berkolaborasi untuk mengatasi hambatan infrastruktur dan memastikan bahwa semua mahasiswa, terutama yang berada di daerah kurang berkembang, dapat mengakses dan memanfaatkan teknologi ini secara maksimal.

Pada akhirnya, portofolio elektronik tidak hanya memungkinkan pembelajaran yang lebih efektif tetapi juga membuka jalan bagi praktik klinis yang lebih terinformasi dan reflektif. Dengan terus mengintegrasikan teknologi ini dalam kurikulum pendidikan klinis, kita dapat membantu menciptakan tenaga kesehatan yang tidak hanya kompeten secara teknis tetapi juga mampu berpikir kritis dan reflektif dalam prakteknya.

 

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*