Merancang Skill Masa Depan Mahasiswa Kesehatan: Pengembangan Instrumen Uji Kompetensi

Penulis: Nuryati

Seiring dengan perkembangan kurikulum dan tuntutan kompetensi lulusan mahasiswa kesehatan yang dinamis di dunia kerja, langkah strategis sesuai dengan goal SDGs nomor 4 (Quality Education) menjadi inovasi dalam dunia pendidikan bidang kesehatan. Pengembangan instrumen uji kompetensi pada mahasiswa kesehatan menjadi sebuah inisiatif yang penting dalam upaya meningkatkan kompetensi mahasiswa kesehatan yang up to date mengikuti perkembangan teknologi di dunia kesehatan. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya berfokus pada pendidikan untuk keberlanjutan. Uji kompetensi mahasiswa Kesehatan bertujuan untuk memastikan bahwa para profesional kesehatan masa depan dilengkapi dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam pelayanan kesehatan modern.

Instrumen uji kompetensi yang berkualitas  menjadi penting karena akan berdampak pada kualitas lulusan yang kompeten untuk menjadikan lulusan mahasiswa Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) dan Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) yang profesional di bidangnya sesuai kebutuhan profesi MIK sehingga dapat meningkatkan mutu layanan kesehatan di Indonesia.

Instrumen uji kompetensi dikembangkan secara objektif untuk menyelaraskan kompetensi seluruh lulusan yang tersebar di Indonesia. Langkah yang dilakukan meliputi:

  1. Pengembangan awal instrumen

Langkah pertama dalam pengembangan instrumen uji kompetensi dilakukan dengan mengidentifikasi domain kompetensi dan kriteria penilaian profesionalisme. Identifikasi melibatkan ahli kesehatan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) dan Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) berdasar pengalaman klinis dan pendidik di bidang yang sama sehingga terbentuk kesepakatan standar kompetensi yang akan diuji dan kriteria penilaiannya.

  1. Pengembangan instrumen untuk uji validitas

Pembuatan kerangka dan pengembangan instrumen ditinjau melalui ahli dan populasi terpilih untuk menjamin instrumen yang dikembangkan sesuai dengan konsep awal kriteria penilaian. Uji validitas juga dilakukan untuk melihat kekonsistenan instrumen dalam mengukur dan menilai kompetensi.

  1. Pengujian instrumen dan pemeriksaan reliabilitas

Instrumen yang sudah selesai dibuat kemudian diujikan kepada sasaran untuk memeriksa reliabilitas instrumen uji kompetensi. Hasil pengujian reliabilitas akan digunakan untuk proses analisis deskriptif sehingga diperoleh evaluasi pengujian instrumen dalam proses pengujian.

  1. Modifikasi instrumen berdasar umpan balik uji coba

Dari hasil uji coba reliabilitas dan evaluasi, instrumen direvisi sesuai umpan balik dari hasil pengujian. Selanjutnya, instrumen dimodifikasi dengan tujuan dapat lebih sensitif dalam menilai kriteria kompetensi sehingga meningkatkan representasi dari kompetensi yang diukur dalam uji kompetensi mahasiswa RMIK-MIK.

  1. Implementasi instrumen uji kompetensi

Langkah terakhir dalam proses pengembangan instrumen uji kompetensi adalah implementasi instrumen uji kompetensi. Kekomprehensifan langkah pengembangan instrumen dari langkah 1 s.d. 5 dapat menghasilkan instrumen uji yang dapat mengukur kompetensi mahasiswa kesehatan secara objektif.  Instrumen uji kompetensi ini diharapkan dapat memberikan evaluasi dalam proses pembelajaran dan pengembangan kurikulum dari data hasil uji kompetensi yang dapat mengukur kompetensi mahasiswa kesehatan yang reliabel.

Evaluasi dan pengembangan instrumen uji kompetensi dapat menjadi salah satu langkah strategis untuk meningkatkan kualitas lulusan kesehatan RMIK-MIK. Adanya evaluasi yang berkelanjutan dan up to date mampu membentuk mahasiswa lulusan kesehatan yang terampil sesuai dengan perkembangan di bidang kesehatan yang sangat dinamis. Ini bertujuan untuk menciptakan kerangka kerja yang berkelanjutan untuk mengukur kompetensi para profesional kesehatan melalui keterlibatan pemangku kepentingan, konsultasi dengan para ahli, dan pengujian yang ketat. Dengan adanya pengembangan instrumen uji kompetensi yang dibuat untuk menilai tolak ukur kualitas mahasiswa kesehatan diharapkan mampu meningkatkan seluruh aspek pendidikan dan pelayanan kesehatan yang profesional dan merata di seluruh Indonesia sesuai dengan tujuan dari SDGs khususnya yang berkaitan dengan pendidikan berkelanjutan. (Red. Nuryati)

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*