Penulis: Angga Eko Pramono
Yogyakarta – Dalam langkah signifikan untuk meningkatkan sumber daya pendidikan, dosen dari Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) telah berhasil mengembangkan prototype aplikasi media pembelajaran berbasis web yang berfokus pada kodifikasi klinis. Proyek inovatif ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di bidang ilmu kesehatan yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan 4 yang menekankan pada pendidikan berkualitas.
Pengembangan aplikasi ini muncul sebagai respons terhadap kebutuhan yang semakin meningkat akan alat pembelajaran yang efektif di sektor kesehatan. Kodifikasi klinis adalah aspek penting dari dokumentasi medis, terutama untuk pelaporan kesehatan dan juga pembiayaan kesehatan. Kemampuan untuk memahami sistem klasifikasi klinis serta menetapkan kode penyakit dan tindakan medis sangat penting bagi para profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK). Tim UGM percaya bahwa aplikasi ini akan menyediakan platform komprehensif bagi mahasiswa untuk belajar dan mempraktikkan kodifikasi klinis secara interaktif sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensinya.
Prototype ini dikembangkan oleh tim dosen Sekolah Vokasi UGM yang diketua oleh Bapak Angga Eko Pramono, M.P.H. dari Program Studi Sarjana Terapan Manajemen Informasi Kesehatan. Tim menjelaskan bahwa aplikasi ini menggabungkan berbagai modul pembelajaran yang berisi materi, kuis, dan studi kasus untuk memfasilitasi pemahaman yang lebih dalam tentang kodifikasi klinis.
“Aplikasi ini dirancang agar ramah pengguna dan dapat diakses oleh semua mahasiswa, dosen, maupun praktisi PMIK, terlepas dari pengetahuan awal mereka tentang kodifikasi klinis,” kata Angga. “Kami bertujuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik yang mendorong mahasiswa untuk menjelajahi dan menguasai kompleksitas dokumentasi klinis sebagai bekal baginya kelak setelah lulus dan bekerja sebagai seorang PMIK.”
Aplikasi berbasis web mengedepankan fleksibilitas dalam pembelajaran, memungkinkan mahasiswa untuk mengakses materi kapan saja dan di mana saja. Ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa vokasional yang sering kali menyeimbangkan studi mereka dengan pelatihan praktis di fasilitas pelayanan kesehatan. Aplikasi ini juga mencakup fitur untuk melacak kemajuan, memungkinkan penggunanya untuk memantau hasil pembelajaran secara efektif.
Selain meningkatkan kualitas pendidikan, inisiatif ini juga menjawab tujuan yang lebih luas untuk meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia. Dengan membekali calon profesional kesehatan dengan keterampilan yang diperlukan dalam kodifikasi klinis, aplikasi ini berkontribusi untuk mendukung pemenuhan pencatatan medis yang lebih baik dan, pada akhirnya, perawatan pasien yang lebih baik.
Tim pengembang saat ini sedang mencari umpan balik dari pengguna untuk menyempurnakan aplikasi lebih lanjut. Mereka berencana untuk melakukan uji coba di Yogyakarta untuk mengumpulkan wawasan dan melakukan penyesuaian yang diperlukan sebelum peluncuran resmi. Pendekatan kolaboratif ini memastikan bahwa aplikasi memenuhi kebutuhan penggunanya secara efektif.
Lebih jauh lagi, proyek ini sejalan dengan komitmen UGM terhadap penelitian dan inovasi dalam pendidikan. Universitas ini telah aktif terlibat dalam berbagai inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi, terutama di bidang kesehatan. Aplikasi baru ini adalah bukti dedikasi UGM untuk mendorong lingkungan pembelajaran dan perbaikan yang berkelanjutan.
Seiring dengan semakin dekatnya prototype menuju peluncuran resminya, tim dosen Sekolah Vokasi UGM optimis tentang potensi dampaknya terhadap sektor pendidikan. Mereka percaya bahwa dengan mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran, mereka dapat menginspirasi generasi baru profesional kesehatan yang siap menghadapi tantangan industri.
Sebagai kesimpulan, pengembangan aplikasi media pembelajaran kodifikasi klinis berbasis web oleh dosen Sekolah Vokasi UGM menandai kemajuan signifikan dalam teknologi pendidikan. Ini tidak hanya meningkatkan pengalaman belajar bagi mahasiswa tetapi juga berkontribusi pada perbaikan keseluruhan layanan kesehatan di Indonesia, sejalan dengan agenda global pembangunan berkelanjutan.